Rabu, 18 Februari 2015

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

CERPEN: Gara-gara kehabisan bensin

Karya Rana Pratama

Malam itu,sekitar pukul 23.11 WIB,gerimis. Butiran jarum jarum gerimis itu mencambuki permukaan jalan aspal. Jalan itu tampak bersinar. Karena air hujan yang tergenang di aspal terbias cahaya lampu jalan. Malam itu sunyi,sepi. Orang orang sudah mengurung diri di rumahnya dan berbaring di atas ranjang--terlelap dalam mimpinya. Oki dan pacarnya,Rina. Mereka berboncengan mengendarai motor maticnya. Dari kejauhan,motor matic itu melaju kencang,kemudian perlahan,dan ketika berada di pertigaan tiba tiba motor itu berhenti.           

Rupanya motor ini kehabisan bensin,kata Oki dalam hati. Ah,sial!          

"kok berhenti, yank?" Ujar Rina.          

"Bensinnya abis"          

"kamu sih, Keras kepala!. Tadi kan udah di bilangin,supaya ngisi di pom bensin dekatnya rumah Ani,tapi kamu malah.... ah!" Kata Rina Kecewa. "Sekarang gimana?"          

Mereka baru saja pulang setelah Menjenguk Ani,temannya, yang sedang sakit karena kecelakaan.  

"Aduh, bagaimana yah?, lha wong ini sudah terjadi" Kata Oki,menyesal.

"Maaf ya,sayang"Pandangan mata oki pun tertuju pada pos ronda yang ada di depannya.          

"turun dulu,yank" Kata Oki.          

Oki pun menuntun motor menuju pos ronda. Di belakangnya Rina berjalan kaki,Mukanya di tekuk. Kesal. Di pos ronda itu mereka singgah,dan melepaskan jas hujannya. Kemudian mengibas ngibaskannya.         

"tunggu hujan berhenti,yank" Kata Oki.
          

Rina mengangguk.          

"senyum donk" Oki mengusap pipinya rina yang tembem.          

"Kita nggak bisa pulang?" Tanya rina.          

"entahlah" Kata Oki. "aku juga tidak tau. Tapi,kalo hujan nggak reda reda,kita akan             

bermalam di sini Dan kalo hujan berhenti, kita akan menuntun motor ini menuju POM Bensin,mungkin 1 KiloMeter"          

Rina mengangguk."kau ingat, janji kita dulu, bahwa apapun yang kita alami,kita akan selalu bersama?" Kata Oki.          

Rina kembali mengangguk,lalu tersenyum. Kemudian Oki merangkul bahunya Rina. Mereka berpelukan.            Air Hujan terus berjatuhan,semakin reda,mencambuki apa yang ada di bawahnya. Mereka terus menunggu,memandangi air hujan yang berjatuhan. Mereka ngobrol,bercerita tentang hal yang tak seharusnya di ceritakan. Ibarat kata mereka ngumpluk. Tapi ini hanya sekedar Menghangatkan suasana yang kian mencekam.           

Selang beberapa waktu,mereka diam,mereka hanya berbicara dengan diri masing masing,matanya tertuju pada rintik hujan itu. Hening.
         
"aku takut" Kata Rina.          

"tenanglah sayang,takkan ada apa apa kok. Percayalah"          

Rina bersandar pada bahu Oki.           

"Sudah jam 11.47" Kata Rina."Hujan belum reda juga"          

"Sabarlah"          

"sabarnya aku ada batasnya"         

"aku juga tau itu. Kau ngantuk?"           
"sedikit"           

"Tidur dulu nggak apa apa. Aku akan menjagamu kok."          

"Terimakasih sayang"          

Rina pun memejamkan mata.            Kini Oki masih terjaga. Matanya terus memandangi rintik hujan itu. Tanpa henti. Dalam hatinya ia,tampak gelisah,dan berkata: kapan ini akan berakhir?,kapan terangnya?,apa kami bisa pulang?,ah!          

Oki memandangi sekitarnya. Semuanya tampak sepi. Entah kenapa tiba tiba bulu kuduknya meremang. Merinding. Berdiri tegak.
          
Pikiran Oki melayang. Entah kemana. Fantasi liarnya menciptakan bayang bayang kisah yang menakutkan. Menyeramkan. Pocong,kuntilanak,dan hantu hantu lainnya begitu terlintas di benak Oki. Dia berusaha membuyarkan apa yang terbayang di benaknya. Namun sulit. Bulu kuduk Oki jadi meremang. Merinding.           

Ah,tidak!, kata oki dalam hati. Tolong lepaskanlah,aku takut untuk memikirkannya. ih!         

Setelah semua macam hal tentang hanya yang sebelumnya begitu menguasai bayang bayang oki. Kini bergantilah dengan tempat yang menyeramkan. Tempat yang penuh aura mistisnya. Tempat para nyawa melayang. Tempat Hantu hantu itu gentayangan. Jalan raya,rumah kosong,pabrik tua,gudang,sekolah,dan..., Ah,tidak!           

Detak jantung  Oki tiba tiba berdetak lebih kencang dari biasanya. Suhu tubuhnya memanas. Dia teringat sesuatu,dia teringat betul kejadian itu. Sebuah kejadian yang menyelinap di memory otaknya. Dan sebuah kejadian yang membuat dia,sekarang jadi merinding.
         
Astaga,pertigaan ini kan,pertigaan ini kan,aduh. jangan jangan....,kata Oki dalam Hati.          Ingatannya membawanya ke sebuah peristiwa dan kejadian yang  memilukan, menyeramkan, sekaligus membuat dia lebih berhati hati. Mungkin,sekitar 1 tahun yang lalu.

***         

Suatu sore,belasan pemuda,yang umurnya kitaran 16,17,18,dan 19 tahun ini,warga compleks pertigaan,nongkrong di pos ronda yang letaknya berada di siku kiri pertigaan. Mereka tampak menikmati suasana sore yang begitu ramai,terang,dan indah. Langit di atas tampak jingga. Berbagai macam kendaraan melewati pertigaan ini. Motor,mobil,dan truk. Paling banyak motor. Ada yang melaju dari arah utara,lalu belok ke kanan/barat. Ada juga dari arah kiri/timur menuju ke arah utara. Begitu juga sebaliknya.           

Belasan pemuda itu tampak senang menghabiskan senja yang indah. Mereka ketawa,cekikikan,bercerita tentang apa yang baru mereka alami,sebuah kejadian ketika berada di sekolah. Ketika bahan obrolan itu habis,mereka lalu membicarakan tentang pengendara motor yang lewat. Mereka begitu bersorak,ketika seorang cewek yang seksi mengendarai motor matic,dengan memakai rok mini,lewat. Dan mereka tertawa ketika pasangan tua,kakek dan nenek,mengendarai motor 75. Yang menimbulkan asap dan suara yang tidak enak. Dan mereka mentertawainya.           

Truck Molen dari arah utara menuju selatan,melaju dengan kencang. Sangat kencang. Tak mengira apa yang akan terjadi. Mereka terus terlelap dalam ketawanya. Dan ada yang aneh dengan truck ini. Biasanya kendaraan yang lewat mengerem di posisi 10 meter sebelum pertigaan. Namun truck ini terus melaju. Kencang.           

"lari ! ! !, ntar ketabrak! ! !" Sahut seorang pria separuh baya yang berkopiah,mengenakan baju koko,dan sarung yang mencurigai             Namun para pemuda itu diam. Tak menghiraukannya. Mungkin mereka tak mendengarnya. Atau mungkin,barangkali suara pria separuh baya itu lirih. Seolah,suara itu tak terdengar. Namun bergetar mengikuti membusan angin.
        

Nasib malang menghampiri mereka dan seolang menyapanya:"hay kawan? mau jadi temanku?"         Truck molen yang melaju kencang itu kemudian menerjang apa yang ada di depannya. Yang menghalangi jalannya. Sementara itu sopir truck molen,tampak panik,membanting stir kemana saja,dan pada akhirnya,truck molen itu menabrak belasan pemuda juga. Ada yang hampir berlari. Namun tetap terterjang. Mereka semua terpental. Ada yang menghantam gerbang rumah warga. Ada sebagian tubuhnya,kepalanya remuk,kerena tertelindas roda depan truck. Dan truck itu akhirnya berhenti setelah menabrak tiang listrik.           Semua tampak diam. Bisu. Hening. Tak ada suara. Dan selanjutnya,gaduh dan tangisan seolah seperti soundtrack peristiwa yang memilukan ini. Tangisan para remaja yang selamat mengantar kepergian kawannya. Dan ibu ibu yang lewat ikut nangis. Ngeri melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Dan anak anak yang lewat itu menangis,karena takut akan kejadian itu. Ketakutan. Dan merengek rengek. Kala menyasikan pemandangan itu. Korban yang masih bernyawa di tolong. Di bawa mobil yang kebetulan lewat pertigaan itu. Korban yang tak bernyawa dan berceceran pun di biarkan begitu saja. Hanya di tutupi lembaran koran.

***           

Bulu kuduk Oki meremang. Tak kala mengingat kejadian ini. Tepat di pertigaan ini. Tepak di depan pos ronda ini kejadian itu terjadi. ih,serem,bathin Oki.           

Sesosok pria yang memakai jaket hitam itu terlihat berjalan dari arah utara tampak mendekati Oki. Pria itu berjalan tengahnya rintik hujan. Cepat. Bau amis begitu menyengat. Lalu Oki meludah. Dan pria yang memakai jaket hitam itu  lalu berteduh di pos ronda tempat oki singgah.           

"dari mana mas?" Tanya Oki.          

"dari rumah" Katanya. "lho. kamu di sini ngapain?"          

"ini kehabisan bensin" jawab Oki. " mas ngapain? malam malam begini kok keluar. Dingin lagi"          

"ini mau pesta."           

"pesta?"            

"ya, pesta. Sebentar lagi teman temanku juga datang"            

"emang pesta apa?"            

"perayaan hari maut kami"            "hah?"           

Oki merinding lagi. Bulu kuduknya meremang Jantung berdetak kencang. Dan suhu tubuhnya memanas.Tiba tiba kepala pria itu terbelah. Dan otaknya keluar. matanya melotot kelur dan bernanah.. Di ikutinya darah yang keluar. Amis.           

Seketika Oki pun pingsan.

Purbalingga, Desember 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

CERPEN: Dia menangis

Karya Rana Pratama

Sebelum memasuki kelas,kulihat lampu koridor kelas masih menyala. Langsung saja kuhampiri saklar yang letaknya di samping pintu dan memencet tombol OFF. Dan ketika memasuki kelas,tiba tiba mataku tertuju pada kerumunan perempuan itu,lalu mendekatinya,penasaran. Kerumunan perempuan itu berada di bangku paling timur samping jendela,nomor dua dari depan. Tampak sinar matahari menembus kaca lalu menantul ke meja.

Vivi,nanda,ira,dewi,dan fika,sedang berkerumun. Entah siapa yang sedang di dirubunginya. Kudengar ada yang sedang menangis. Siapa?. Dari tangisannya,aku hafal.  Semoga saja pendengaranku masih benar. ya,tangisan itu,suara itu,aku tahu. Suara yang lembut dan menggetarkan hatiku. Suara yang membuatku jatuh hati padanya. Dan suara yang menjadi sumber kecrewetannya. Ah,itu suaranya Lia,Kekasihku.

Cepat cepat aku langsung menjauhi kerumunan itu. Perasaanku tak karuan. Berantakan. Seolah semua macam rasa berkumpul di dada ini. Pahit,masam,kecut,datar,kelu,gugup,dan getir. Dadaku sesak. Jantungku berdetak kencang. Kemudian,keringat mengucur ke seluruh tubuhku. Aku merasa bersalah. Berdosa. Aku yang menyebabkan dia menangis.

***

Di depan R-TWO Cafe. Dia melihatku ketika aku mengendarai motor matic dan di bocengi selingkuhanku. Kemudian di berlari mengejarku dan berteriak. Entah berteriak apa. Tak jelas. Sebab suasana lalu lintas semprawud. Bunyi rauangan macam kendaraan dan klakson yang menyatu,pada akhirnya menjadi  bising. Pada saat itu aku langsung gaspoll saja. Kencang.

Kulirik Spion. Dia duduk tersimpuh di trotoar. Dia menangis. Lalu di dekati temannya,mereka berpelukan. Perasaanku benar benar tak karuan. Maafkan aku,Lia. "siapa dia?" tanya selingkuhanku curiga. "mantanku"

Pada saat situasi begini aku harus berbohong. Semoga saja dia mempercayainya.

"benarkah?" Aku diam. Aku pura pura tak mendengarnya. "Apa?"

"dia menghinamu,mengatakan yang jelek,jelek. dia bilang,kau itu penipu omdo,munafik,pemberi harapan palsu,playboy,wadon1,dan buaya darat." "ah,kau. tak usah dengar dia. dia gila"

Aku tertawa.

"hah?"

"dia susah move on dariku. makanya begitu. padahal aku sudah move on dari dia. tapi dia?"

Aku tertawa lagi. "dia terlalu mencintaiku. tapi apalah, dia benar benar egois. ke kanak kanakan."

"Kasihan dia"

"ah,sudahlah. Jangan membahas masa lalulu. Aku tak kuat membayangkannya."

"aku cuma nanya. tak lebih,maafkan aku,yank"

"kalo mau nanya,lebih baik jangan nanya yang aku hindari. sakit."

“Iya. Maafkan aku”

"Sudahlah nikmati saja kebersamaan ini."

Dia memeluk erat erat dari belakang. Dadaku langsung berdebar. Aku gugup. Pada malam harinya dia berkali kali mengirim sms dan menelopon. Namun aku tak membalas dan mengangkatnya. Intinya dia sakit hati. Dan terakhir dia sms,"tak peduli mataku bengkak. Tak peduli aku kehabisan air mata. Tak peduli aku menangis sampai buta. Yang penting kau harus tau,aku begini karenamu. Semoga kau mengerti,sayang."

***

Hendra,duduk di belakang bangkuku. Dia sedang menulis remidial kimia. Soal dan jawaban ulangan 50 X.

"sudah selesai?"

"belum"

"ndra,dia sih kenapa?" Aku menggelengkan kepala ke arah kerumunan itu.

"menangis" jawabnya datar.

"maksudku,dia kenapa menangis?"

"ngga tau lah, kan aku bukan dia"

"pancen2"

"heh!" Katanya dengan nada tinggi.

"kau tau,apa yang sedang aku kerjakan ini?" Sambil menunjukan kertas folio yang berisi deretan rumus kimia dan angka. Aku mengangguk.

"di bantu lah,malah mengganggu dengan pertanyaan nggak penting itu"

"nggak segitunya kali." Kataku lalu terkekeh. "jangkrik dulu"

"ah,kau. taunya cuma duit,kerja dulu dong,baru di bayar" Aku tertawa.

"nih" Dia memberikan uang 10.000, kertas folio,dan bollpoint.

***

Ketika baru menulis 10 nomor,aku berhenti. Guna melemaskan persendianku yang mulai kaku. Jam dinding menunjukan pukul 06.59. Mentari mulai merayap naik. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Sudah 15 menit aku menulis ini,kapan selesainya? argh! ! ! Aku menatap ke arah jendela. Neni masih saja menangis. Entah sudah beberapa liter air mata yang ia keluarkan. Kini beberapa orang yang mengerumuninya tinggal sedikit. Bagi perempuan,menangis adalah melepas emosi.

Ketika aku memandanginya. Tiba-tiba ia menolehku. Menatapku nanar. Tajam. Seolah ia adalah harimau yang akan menyergap mangsanya. Mungkin aku mangsanya.

Aku memalingkan muka. Takut.

***

Entah ada sesuatu yang mendorongku untuk melihatnya lagi. Menatapnya lagi. Setelah membersihkan air matanya. Dia kemudian berdiri,lalu berjalan memutari bangku dan menghampiriku. Kini jarak antara kami cumu 50 cm. Jantungku berdegub kencang. Aku diam menatapnya.  Terpaku. Keringat dingin mengalir deras. Dan kulihat,di sekelilingku. Semua teman sekelas menaruh pandangan ke arahku. Apa yang akan terjadi?

"Wadonan! Bandhot3! buaya darat! playboy! penipu! pembohong!" Dia manamparku. Mulutku benar benar terkunci. Aku bisu. Lidahku kelu. Aku tak dapat berkata apa apa. Bersuara pun tak bisa.

"Aku dulu pada omonganku. Mulut manismu. Janjimu. Setia padamu. Tulus mencintaimu. Tapi apa?, kau malah mengkhianatinya. Memang mulut tak selamanya harus di percaya. Aku memang lemah. Labil. Begitu mudahnya mempercayai mulut manismu. Tapi sekarang,aku sadar. Aku memang tertipu. Bodoh!. Bego!. Dan seharusnya, aku berterimakasih padamu. Karena aku telah mendapatkan pelajaran dari semua ini. Terimakasih."

Dia menamparku Lagi. Lagi dan lagi. Aku tak bisa apa apa. Seperti patung. Sekali lagi,mulutku terkunci rapat,membisu,dan lidahku kelu. Selanjutnya dia merobek robek kertas folio yang berisi tugas remidial kimia. Hawa Panas langsung menguasai tubuhku. Argh!!!

Catatan:
1) : Suka Main Wanita
2) :Dasar!
3) :Playboy

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

CERPEN: Pertemuan di dalam mikrolet

Karya Rana Pratama

Arkan dalam perjalanan pulang sekolah menaiki mikrolet. Pandangan mata Arkan masih saja tertuju pada gadis itu. Gadis yang baru pertama kali di lihatnya. Dalam hati arkan timbul rasa penasaran yang terus berkecemuk. Siapakah gadis itu?. Nafsunya mendorong dia untuk berkenalan.

Namun hati Arkan bimbang. Tak jelas kemana arahnya. Gadis berlesung pipi dan bermata indah itu membuat arkan tertarik. Tertarik untuk mendekatinya dan tertarik untuk mengenalnya. Siapakah dia? Ketika Arkan menaiki bus yang akan di tumpanginya. Ia langsung tersihir oleh senyuman gadis itu. Gadis itu duduk di jok dekat pintu. Siapapun yang akan menaiki mikrolet pasti akan langsung melihat gadis itu. Sementara itu,jok di dalam mikrolet itu penuh. Kebetulan ada yang kosong di samping gadis itu. Arkan memandangi gadis itu,lalu bilang:"permisi,mbak"

Gadis itu tersenyum memandangi arkan. Bagi Arkan,senyuman itu bertanda bahwa ia boleh duduk samping gadis itu.

Gadis itu mempunyai mata yang indah,Kulit sawo matang,lesung pipi,bibir tipis,dan rambutnya bergelombang hitam legam. Menurut Arkan,seragam yang ia kenakan menunjukan bahwa,mungkin anak ini sekolah di SMK 1 jurusan Administrasi perkantoran. Terlihat ia mengenakan pakaian yang amat rapi. Pake rok,jas,dan di tangan kirinya,jam tangan itu menggeleng. Seolah ia selalu di buru waktu. Atau mungkin,jam itu ia kenakan untuk bergaya saja. Lalu tonjolan dadanya,oh,tidak,pikiran arkan begitu kotor. Dia tersadar dari lamunannya setelah ketahuan memandangi gadis itu. Lalu ia berpura pura melihat keluar jendela bus untuk melihat kendaraan yang berlalu lalang.

Ia masih penasaran dengan gadis itu. Kadang ia mencuri-curi pandang. Ketika aksinya ketahuan, ia pura-pura melihat keluar lewat jendela kaca yang berada di samping itu. Siapa ya, namanya?,bathin Arkan. Sebenarnya aku ingin berkenalan dengan gadis itu. Tapi aku bingung,mau ngomong apa,dan mulai darimana aku memulai percakapannya. Takut ngga merespon. Takut di cuekin. Takut nggak nyambung. Argh,coba saja,Kata arkan mengakhiri kesimpulan pertimbangan pikirannya.

"hmm..." Arkan berdehem. "hay," ia menatap gadis itu.

Gadis tersadar dari lamunannya. Kaget.

"ya,ada apa?" Katanya sambil menatap arkan.

"kamu dari SMK 1,ya?"

"iya. memang kenapa?"

"kenal vivi nggak?"

"vivi siapa?" "dia sepupuku. Seragamnya seperti yang kau kenakan. Kalau nggak salah dia kelas XI. kamu si kelas berapa?"

"XI juga. Rasanya murid Sejurusan denganku banyak. Jadi aku tak kenal satu persatu. Lalu,mungkin harus terkenal agar aku mengenalinya"

"dia tidak terlalu terkenal. Tidak exis. Kurang menonjol. Dan Biasa saja"

"Kau namanya siapa?"

"Anggun"

"nama yang cocok"

"maksudnya?"

"nama yang cocok,karena mengambarkan sosokmu yang begitu anggun"

Gadis itu tertawa. "Kau sendiri?"

"Aku Arkan"

Mereka ngobrol ngalor ngidul yang intinya hanya sebuah basa-basi.

Di terminal Bobotsari. Mikrolet itu berhenti. Gadis itu duluan turun. Lalu Arkan mengikutinya. Bengong. Seolah pikiran Arkan terus mengikuti gadis itu. Benar benar cantik,dirimu. Ada sesuatu yang berdetak-detak,kencang.  Yang berasal dari dada arkan.

"De,bayar" Kata kernet mikrolet. Arkan kaget. "oh,ini mas" Katanya sambil memberikan uang Rp. 2.000,-
Arkan mengikuti gadis itu yang berjalan cepat. Kemudian mendekatinya dan menyamakan langkahnya. Berdampingan.

"panas banget yah," Kata Arkan sambil mengusap keringat.

"iya" Jawab gadis itu tampa menoleh.

"oh,pemanasan global"

"cuacanya yang panas"

"mungkin"Katanya.

"eh,kau pernah berfikir?"

"tentang apa?"

"kota ini"

"rasanya tidak."Kata Anggun.

"Memang Kenapa?"

"Lihat." Sambil menunjukan di sekitarnya. "Parkiran,PKL,oh.mengganggu. Aku tak enak memandanginya. Hak untuk pejalan kaki pun di curi oleh pedagang kaki lima. Padahal,itu di peruntukan pejalan kaki"

"Memang. Tapi mau bagaimana lagi, itulah kenyataannya."

"Dan kau pernah berangan angan?. Sebuah kota yang bersih dan nyaman. Sebuah trotoar yang leluasa kita melewatinya"

"begitulah. Itu hanya sekedar angan angan. Beda dengan kota di negara maju. Tokyo,singapura,new york,dan paris. Aku ingin kota seperti itu. Memacu rutinitas di dalamnya."

"mungkin kita mempunyai pikiran yang sama"

"itu hanya kebetulan"

"kapan ya,kota kita seperti itu?"

"besok"

"bagaimana caranya?"

"Kau harus menggusur PKL,membersihkan Semuanya yang menurutmu tak nyaman. kau harus menjadi pemimpin kota ini dan menyetting tata kota ini,sesukamu." Arkan tertawa.

"Rasanya aku tak ingin memiliki banyak musuh."

"kalo kau mau,lokalisasi mereka. Buatkan MOL untuk mereka."

"Oh,aku tak mau menjadi pahlawan"

"terus kalo kamu mau,buat kota sendiri."

"bagaimana mungkin?"

"tak ada yang tidak mungkin di dunia ini"

"iya si,tapi,kau pernah menyobanya?"

"belum"

"kenapa kau berkata seperti itu."

"ngomong itu mudah"

***

"Aku dulu ya," Kata Gadis itu. Lalu menaiki angkot warna biru.

"Hati hati" Ujar Arkan.

Ia kemudian berjalan memasuki gang di dekat perempatan. Jalan yang ia lalui untuk berangkat-pulang sekolah. Kemudian menyusurinya. Ia memapahkan langkahnya cepat. Dalam benak arkan,pikirannya masih tertuju pada gadis itu. Membayangkan sosoknya yang melekat dengan namanya,Anggun. Ia juga selalu terngiang kata kata gadis itu. Ia juga selalu membayangkan mata indah gadis itu seolah sedang menatapnya. Dan Ia juga membayangkan senyuman manis gadis itu. Tiba tiba ia teringat sesuatu. "Kenapa aku tidak meminta nomor HPnya?"

Arkan menepok Jidatnya.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

CERPEN: Siapakah aku?

Karya Rana Pratama

Bel istirahat pertama berbunyi. Pak bobi,guru kewirausahaan,bergegas membereskan LCD,Laptop,dan kabel- kabelnya. Sofyan,ketua kelas,membantunya. Teman-teman kelasku mulai keluar meninggalkan kelas dan aku mengikutinya. Aku berjalan menuju lapangan bola yang letaknya berada di depan kelas dengan di batasi oleh pagar keliling. Untuk menuju lapangan harus melewati pintu gerbang. Kebetulan sudah sepekan ini pintu gerbang bagian engsel patah dan rusak. Sehingga aku tak perlu repot repot meminjam kunci yang di pegang oleh pak marno,tukang kebun. Jadi,aku dapat menyelinap lewat celah yang terbuka. Hari ini aku ingin menyendiri.

Di balkon pinggir lapangan,aku duduk sambil menikmati suasana jalan raya yang berada di sebelah barat lapangan. Jalan itu ramai dan di padati oleh kendaraan yang lewat. Dari motor,mobil,truk,hingga kendaraan besar, berjibaku melewati jalan itu. Tak jarang, jalan itu rusak dan bahkan,setiap bulan terjadi kecelakaan di jalan tersebut. Nyawa pun melayang sia-sia.
Detik terus berlalu. Semakin lama aku menaruh tatapan kosong pada suasana jalan raya itu. Aku Bengong. Melamun.

"Jadilah dirimu sendiri. Jangan tiru,jangan ikut ikutan. Belanjalah sesuai kebutuhan,bukan Karena keinginan Sesaat. Ingat! diskon itu hanya mengocehmu. Itu hipnotis massal. Kalian ini masih labil. Mudah terpengaruh hal apapaun. Massa massa Kalian penuh tantangan. Kalian harus menjadi diri sendiri. Jadi diri sendiri. " kata kata pak bobi sewaktu pelajaran kewirausahaan terlintas di kepalaku di kepalaku. Seolah aku sedang di hakimi oleh pak bobi. Walaupun itu hanya sebuah ingatan yang keluar dari memory otakku. 

Tiba Tiba aku merasakan hal yang aneh. Kata kata itu seolah menyindirku. Pikiranku melayang,entah kemana,mungkin berkelana. Aku hanya mengamati jalan pikiranku.
 
Saat berkumpul dengan teman,sahabat,dan keluarga atau berada di keramaian aku merasa sepi,sunyi,dan hampa. Suatu ketika aku dan teman temanku sedang bersenda gurau,bercanda,dan ngobrol tidak penting, aku mendengarkan dan memperhatikan. Saat mereka tertawa,akupun ikut tertawa. Dan saat mereka emosi,akupun ikut emosi. Aku rasa, aku hanya ikut ikutan.Aku sadar. Aku seperti orang lain. Aku ini palsu,seperti topeng,dan seperti beo. Aku bukan diriku. Aku terpuruk. Argh!!!

"Siapakah aku?" Aku bertanya pada diriku sendiri. 

Tak ada jawaban.
 
Kembali aku menanyakannya lagi, "siapakah aku?"

Aku diam,bingung untuk menjawab.  Atau mungkin pertanyaan itu tak perlu jawaban.

***

Ketika pelajaran kimia,pak gono. Sungguh,aku tak fokus,tak konsen terhadap pelajaran kimia. Pikiranku terus terganjal dengan sebuah pertanyaan yang terus menghantui, "siapakah aku?",Pertanyaan itulah yang membuatku gelisah dan aku, berusaha untuk melupakannya. Namun sulit . Sulitnya sama saja ketika mengingat rumus kimia yang berderet dan baru saja di ajarkan.

***

Siang itu lumayan panas. Matahari tepat berada di atas umbun umbunku. Pori pori kulitku tak henti hentinya mengeluarkan tetes demi tetes keringat. Untungnya angin yang berhembus kencang dari arah utara itu cepat cepat menyapu keringan yang keluar. Di jalan setapak yang terbuat dari plester,Yang membelah ladang jagung. Aku melangkahkan kaki menuju rumahku. Jalan inikah yang aku lalui untuk rutinitasku sebagai seorang pelajar. Sebuah rutinitas yang membosankan.          Entah kenapa aku mengingatnya kembali, sebuah pertanyaan yang membuatku gelisah dan seketika aku berteriak menanyakannya. Mungkin pertanyaan itu sudah merembas masuk ke alam bawah sadarku.           "SIAPAKAH AKU?" teriakku, tanganku menjambak rambutku. tubuhku di balut emosi dan seolah,kepalaku mau meledak. Argh!!!!

"kau harus mengenal dirimu sendiri"

"ya, aku sudah kenal diriku ini. Aku yang terpuruk,kesepian,pendiam,pemalu,dan tak berdaya"
 
Tunggu dulu. Kenapa aku berkata seperti itu?,Bathinku. Lalu siapa yang menjawab pertanyaanku?. Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

Aku mencari sumber suara itu,siapakah yang mengatakan;"kau harus mengenal dirimu sendiri". Seperti seorang wanita yang mengatakannya. Aku menoleh ke depan,lalu kebelakang. Selanjutnya ke kiri dan kanan. Dan berbagai arah penjuru mata angin. Namun setelahnya aku tak mendapat seorang satupun. Hanya ada tanaman jagung yang berdiri berjajar di Sekitarku.

Jangan jangan,..., aku menoleh ke arah depanku lagi. Lalu berjalan dengan langkah tergopoh gopoh. Bulu kudukku meremang. 

Tiba tiba di depanku. Aku mendapati seorang wanita bersayap berdiri di depanku. Aku kaget. Wanita itu tampak seperti malaikat,peri,bidadari,atau apalah namanya, Yang seperti di film film,dongeng,komik fantasi.

Aku terpana melihatnya. "si...siapakah kau?" tanyaku, aku memandangi lekat lekat wanita itu. Pakainnya tipis,berwarna biru,dan oh,tidak,pikiranku kotor.

Dia menatapku. Matanya lebar,kornea matanya berwarna biru. Wow!,cantiknya,batinku.         

"Ikutlah aku" 

Dia membelakangiku. Lalu melangkah dan berhenti. Dia memutarkan tangan kirinya.  Gerakan tangannya memutar. Entah apa yang ia lakukan,aku tak tau. Aku hanya memandangi lekuk tubuhnya yang seksi dan aduhai. Selanjutnya,tiba tiba di depan dia, muncul setitik cahaya yang berwarna biru menyilaukan. Lalu cahaya itu membesar dan membentuk sebuah pusaran.

"ayo ikutlah aku" katanya.

"ke..kemana?"

Belum sempat menjawab pertanyaanku,dia langsung memasuki pusaran cahaya berwarna biru itu. Sekejap dia terhisap dan lenyap. "tunggu dulu" kataku. Aku kemudian masuk pusaran cahaya biru itu. aku tersedot,terhempas,dan melesat. Di sini sensasinya sulit di ungkapkan lewat kata. Ini sungguh mengasyikan di banding waterboom,histeria dan roalcoaster yang berada di Dufan ,dan pokoknya lebih.

***            

Tiba tiba aku berada di sebuah tempat. Entah apa namanya. Di sini  Aku merasakan sebuah kedamaian,sejuk,dan lihatlah. Aku menatap Jutaan bintang yang bertebaran. oh, indahnya.            

"Kau siapa?"          

"nanti kau akan tahu."          

"di manakah aku?"          

"di dalam dirimu."          

"hah? dalam diriku?" aku tercengang.
"bukankah di dalam diriku ini cuma ada organ organ. Seperti otak,jantung,usus,paru paru...." Dia memotong pembicaraanku.        

"bukan itu maksudku" dia tersenyum manis. "kita ada di alam pikiranmu. atau jiwamu"         

"pikiran?jiwa?”          

"akan aku jelaskan," katanya. "kau akan melihat berbagai slide slide memori tentangmu"         

"apa maksudmu? aku tak mengerti semua ini. aku bermimpi?" Kataku.
          
"apa ini mimpi?" aku mencubit kulit di pergelangan tanganku. Sakit.         

"kau dalam kondisi sadar. hanya orang tertentulah sepertimu yang dapat memasuki alam pikiranmu"        

Kami berjalan menyusuri padang yang luas. Di atas langit sana jutaan bintang berkerlap kerlip. Suasananya sangat damai.         

"apakah aku mati?"        

"tidak. kamu masih hidup. kau hanya memasuki alam pikiranmu. kau menyelami diri sendiri"        

"lantas,kau siapa? rasanya aku pernah menanyakan ini sebelumnya. namun kau tak menjawabnya."        

"aku bagian dari dirimu."         

"bagian?"        

"bagian yang tak terlihat,tak berwujud,namun kau dapat merasakan keberadaanku. seperti halnya ketika kau merasakan hembusan angin. aku berada di sisimu setiap saat"       

"namun aku tak merasakan keberadaanmu"       

"wujudku halus. sejak kau ada,hingga tiada, aku akan selalu bersamamu." katanya. "kalau kau tau,ketika kau menangis,frustasi,stress,marah,dan sedih. tiba tiba kau mengatakan sesuatu dan membuatmu bangkit. Yang mengatakan itu sebenarnya adalah aku,namun kau tak menyadarinya"      

"oh." aku kembali menatap bintang itu. "kenapa aku berada di sini?"      

"karenamu."      

"karenaku?"      

"ada sebuah masalah yang terus berkecemuk di pikiranku. lalu pancaran energi pikiranmu masuk ke alam bawah sadarmu dan mengetuk pintu multidimensional" jelasnya. " hal inilah yang mendorongku untuk menampakan diri dan membantumu"        

“kau hidup di alam multidimensional?” tanyaku.  "well, aku ingin menanyakan sesuatu. si.."        

Dia memotong pembicaraanku.    

"siapakah aku kan?" katanya.

aku mengangguk.

"kau sebenarnya adalah dirimu. namun seiring berjalannya waktu. kau sering melihat keluar. melihat orang lain. kau iri,ikut ikutan,dan egomu terlalu tinggi. kau selalu memperhatikan apa yang di luarmu. dirimu tak terurus."        

"tepat sekali. lalu bagaimana?"        

"kau harus menjadi diri sendiri. menjadi apapun yang kau mau. hidup apa adanya. jangan ikut ikutan orang lain. hargai,hormati,dan cintailah orang di sekitarmu."         Aku mencermatinya. "ya,aku tau"       

"aku harus pergi"katanya. lalu diapun terbang,melesat,dan menyatu dengan bintang bintang itu        

"tunggu,ini belum selesai,ada sesuatu yang harus aku tanyakan lagi" aku berteriak menatap bintang bintang itu.       

"dan satu lagi. kau harus punya mimpi" katanya di antara bintang bintang itu.***       

"siapakah aku? siapakah aku? siapakah aku?"       

"heh,dia siuman" kata seseorang. Suaranya seperti orang wanita.          Perlahan aku membuka mata. Pandangan mataku sedikit buram. Kemudian aku melihat kerumunan wajah wajah yang menatapku. Ternyata Ilham,tetanggaku,ibu,nenek,kakek,dan adikku. Aku mendapati diriku berada di kamarku.

Setelah aku terbangun dan sadar. Aku merasakan tubuhku kembali segar. Ilham bercerita padaku. Saat dia berjalan melewati jalan setapak yang membelah ladang jagung untuk mencari rumput,dia mendapati diriku dalam keadaan pingsan. Lalu dia membawaku ke rumahku.

“Harus banyak istirahat nak,” Kata ibuku. Aku mengangguk.

Rabu, 11 Februari 2015

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

CERPEN: Kandas

Karya Rana Pratama


Sebenarnya ini cerita lama yang kutulis-mungkin sekitar satu tahun yang lalu. Namun baru kali ini aku posting di blog ini.  Enjoy kawan. ;) Semoga menyukainya. :D

***

Kini Andre  menikmati rasa kenyangnya sambil tiduran telentang di kursi risban-Setelah semangkuk mie instan dan 3 butir telur mengganjal perut. Tatapan matanya tertuju pada barisan pohon jati yang terletak 10 Meter timur Mes. Mentari terlihat samar samar,karena terhalang oleh rimbunnya dedaunan pohon Jati. Kicauan burung ciblek terdengar merdu. Dari tatapan matanya terbayang sesosok Anita,teman sekelasnya yang ia cintai semenjak MOS.

Sudah setahun ia memendam perasaan itu. Ingin sekali ia mengungkap perasaan itu,namun Urung. Karena Anita telah di miliki oleh Dimas,kakak kelasnya.
Seperti tabung yang berisi gas terlalu banyak. Menumpak,tertekan,mengembang,dan meledak. Ledakan emosi cinta itu pada akhirnya membuat dia menulis puisi tentang harapan,impian,cinta,dan pastinya,tentang Anita,sebagai pelampiasannya akan rasa cintanya yang terpendam dan menggembu-gebu. Setelah menulis puisi,perasaannya begitu lega dan Tenang. Menulis memang terapi,katanya. Sekarang yang ia lakukan terhadap rasa cintanya pada Anita adalah Menunggu. Menunggu. Dan menunggu.Beberapa menit kemudian. Dia mengkhayal. Tanpa di sengaja,fantasi liar itu telah memulai kisahnya.

Di puncak gunung slamet ketinggian 3418 MDPL. ia dan anita tersenyum menatap matahari terbit. Mereka tersadar,bahwa mereka berada di atas awan.

"Anita,itulah,negeri atas awan,tempat Bidadari yang cantik sepertimu,tinggal." Katanya lalu tersenyum dan menatap anita. Jantungnya berdebar debar. Kencang. "Sayang...."Andre mulai mencium anita.

"Andre,ayo berangkat kerja" Ajak Doni.

"Sudah siang ini" Ferry menambahkan.

Andre tersentak kaget. Seketika lamunannya buyar."eh,ayo,ayo" Katanya terbata bata.

Ah,lagi lagi aku memikirkan Anita,bathinnya.

Memang sulit untuk melepaskan dan melupakan Orang yang sedang di cintainya dari benakku ini,Pikirnya. Seolah ada sebuah Lem yang begitu merekatkan dia dengan benakku. Tapi siapakah lem itu,tanyanya. Barangkali lem itu adalah Perasaan ini. Benar. Mungkin seperti itu,katanya.  Saban detik,menit,jam,hari,dan bulan, Andre selalu memikirkan Anita. Mula-mula bayang bayang Anita seperti slide slide foto yang muncul dari benak. Lama kelamaan, Sesosok bayang bayang Imajener itu tampak hidup dan berkomunikasi dengannya. Mungkin karena itulah ia selalu melamunkan dan selalu membayangkan Anita. Di manapun ia berada,seolah Anita terus mengikuti. Bahkan ketika ia bermimpi,kisah dalam mimpi itu bertemakan tentang Anita.

***

Mereka berjalan menjauhi mes menuju kandang batteray. Dari kejauhan terdengar riuhnya ribuan ayam petelur.

"Mereka pasti kelaparan" Kata Ferry.

"Kasihan dia,ayolah,langkah kita di percepat." Kata Doni.

"Sebentar lagi Prakerin selesai." Kata Ferry lagi.

"Mungkin 2 minggu lagi"

"12 hari lagi" Katanya membenarkan.

"oh. ya" Ferry menepok Jidatnya.

"benar kamu,ndre"

"Nggak terasa yah. Begitu cepat. Kaya' baru kemarin" Kata Doni.

"Lha wong dari pagi sampai sore kita kerja. Malamnya kita tidur. Esoknya kita kerja lagi." Ujarnya.

"Mungkin karena kita betah,jadi terasa cepat. Coba kalo kita bosan,nggak betah. Pasti waktunya akan terasa lama.”

"Aku jadi teringat. Kata Roy dulu, Yang sekarang menjadi PPL. Sepahit pahitnya yang kita alami. Pasti akan terasa manis jika kita menikmatinya." Katanya.

"Roy itu yah,sewaktu training mengalami hal yang tidak inginnkan kan? Di tuduh maling,di marahin mandor,berkelahi,di fitnah,kan?" Ujar Ferry.

Perbincangan itupun buyar-Setelah di jalan aspal dekat kandang ayam menjumpai ibu ibu kandang. Lalu menyahut,menyapa,dan mendekat. Kemudian ngobrol tidak penting dan sekedar basa basi. Supaya akrab. Setelahnya,di kandang batteray,ia mengambil telur lalu menaruhnya ke Egg tray.

Tiba tiba bayangan Anita terlintas di benaknya. Bayang bayang itu tersenyum dan membuat dadanya berdebar debar. Tanpa sengaja ia menjatuhkan telur itu,kemudian pecah.

Astaga!,ia kaget.Ah,Anita. Kenapa bayangmu terus mengikuti?,katanya dalam Hati.

"kenapa,ndre?" Tanya rohimah,ibu kandang.

"Ngga apa apa bu," Katanya.

"Mungkin kau kecapaian. Sudahlah,istirahat dulu. Duduk. Lalu Minum"ia mengangguk.

***

Ketika waktu senggang,pada sore hari. Di depan Mes,mereka juguran. Untuk mengendorkan otot ototnya dan menepis rasa lelahnya. Karena seharian tenaganya terkuras oleh pekerjaan. Sambil menunggu daging ayam afkiran yang di panggang matang. Mereka ngobrol tentang Motor,Road Racing,Drag bike,fotografer,musik,dan pendakian. Kemudian hening. Mungkin mereka kehabisan bahan obrolan.

"Eh,andre. kamu gimana? udah dapat mba itha?" Ujar Ferry memecah keheningan.

"Udah kena belum,kamu kan deket banget"

"Jangan;jangan" Ferry dan doni memandanginya.

"Cieee" kata Doni.

"bro,bro,di luar yang kalian pikirkan. Aku sama mba ita cuma sahabat. Nggak lebih. Terus umurku beda jauh. Aku 16,dia 20 tahun. Kalo gebetan,kan kaya kakak adik. Bagaimana mungkin?" Katanya.

"Mulut bisa bohong lho" Ferry tak percaya. "Cinta itu tak memandang umur. Yang namanya cinta ya cinta. Sederhana. Tanpa syarat. Udahlah jangan di tutup-tutupin. Terbuka aja. Cerita dong."

"Sumpah! aku nggak bohong. Ini kenyataannya. Apa aku harus sumpah pocong,biar kalian percaya?!" Nada bicaranya meninggi. Bertanda bahwa emosinya naik.

"Woles bro,woles," Kata Ferry

Andre ngambek. Lalu menaiki menara torn yang tingginya 10 Meter. Dari sini pemandangan terlihat indah. Hamparan pematangan sawah. Bukit. Jalan raya yang di sesaki kendaraan. Dan Sungai. Bahkan kalo sore yang cerah,dari sini dapat melihat indahnya matahari terbenam. Di pikirannya,ada Anita. Anita. Dan Anita. Sebenarnya aku hanya mencintaimu Anita,hatiku cuma untukmu,percayalah,Katanya dalam hati. Sambil membayangkan Anita.

"Kamu di situ ngapain,bro?, mau bunuh diri?" Teriak Doni.

"Masa kaya' gitu doang mau bunuh diri. Ingatlah kau,kau itu masih kecil,masih muda,belum dapat apa apa,perjalanmu masih panjang." "

"Nggak!. Aku cuma cari angin"

Dua malam yang lalu, Andre main ke rumahnya mba itha yang bekerja sebagai admin di perusahaan KARYA LOKAL JAYA yang bergerak di bidang ayam niaga petelur,tempat ia,doni,dan ferry prakerin. Kabar ia berkunjung ke rumahnya mba itha di ketahui Doni dan ferry. Karena cerita ibu dawen,tukang kandang.

"kalian prakerin di sini harus banyak bergaul dan main dengan orang di sini. Itung itung cari teman,saudara. Mumpung umur kalian masih segitu. 16 kan?. Perbanyaklah pergaulan. Banyak teman,banyak rejeki lho." Begitu ujar bu dawen usai bercerita.

Di rumahnya mba itha,Andre di jamu dengan kripik pisang dan secangkir kopi hitam. Kedua duanya memang kesukaannya. Terlebih lagi malam itu dingin. Sajin itu sangat cocok,kata andro. Sementara itu,ia ngobrol. Awalnya tidak penting,sekedar basa basi. Namun obrolan tiba tiba beralih ke tentang cinta. Mba itha yang membuka diri dan bercerita panjang lebar tentang cinta. Pahit. Manis. Masam. Kecut. Dan tanpa sengaja mba itha meneteskan air mata. Katanya,berkali kali ia sakit hati karena cinta.

Ia pun hanya menanggapi cerita mba itha dengan berujar: "oh;ya;ah,arg!,hahaha,hehehe,ho,mengenaskan,ih,kasihan,begitulah,memang,tapi,yang sabar yah,"

"Kamu udah punya pacar?"

"lagi jomblo"

"Tapi,ada perasaan suka sama seseorang kan?"

"tentulah"

"siapa orangnya?"Ia nyengir. Lalu tertawa

"Yang pasti ada deh."

"yah,aku paling nggak suka sama orang yang tertutup,udah lama kenal. tapi tertutup. bagiku orang seperti itu menakutkan. Misterius."

"baiklah... begini orangnya.."

Kemudian ia bercerita tentang Anita. Bahwa gadis itu cantik,matanya indah,dan bibirnya manis. Bahwa Anita adalah teman sekelasnya. Sudah setahun ia mencintai Anita. Bahwa ia ingin sekali mengungkapkan perasaan itu. Namun urung. Karena Anita telah menjadi milik kakak kelasnya. Dimas.

"Kenapa dari dulu kau tidak bilang,bahwa kau suka pada dia?" Tanya mba itha.

"Mau mengungkapkan. Tapi udah di sliding orang lain"Katanya.

"Terus sekarang,aku hanya ingin mengenal lebih jauh tentangnya. Mumpung masih 1 Kelas. Terus aku tak mau seperti SMP. Sakit. Sakit. Sakit. Bagiku, dia targetku. Cukup satu untuk selamanya." Ia tertawa

"oh." Mba itha mplongo.

"Lebih baik kau harus menungu"

"itu yang aku lakukan sekarang"

"Suatu saat yang pasti hubungan mereka akan terputus. Kau harus tahu. Mana hubungan yang serius. Dan mana hubungan yang cuma main main saja."

"apa itu?"

"kau pasti mengetahuinya"

"sungguh. aku tak tau"

"alah. jangan pura pura bodoh. ya udah. lupakan aja. buat PR"

Andre tertawa. Lalu tangannya meraih gagang cangkir yang berisi kopi hitam dan menyeruputnya. Harum sekali.

"Pokoknya kau harus menunggu dia putus. Lalu setelah ia putus. Kau cepat cepat ngungkapin perasaanmu itu. Jangan menunda nunda"

***

Ketika Andre membuka akun Facebooknya, ia menulis "AnitaAlways'LopheeYou" di kolom pencarian. Setelahnya,muncul hasil pencarian dan ia mengklik nama profil itu. Lalu muncul kronologinya Anita. Ia tersenyum dan dadanya berdebar debar kencang-ketika memandangi Foto profil Anita. Berhijab biru,senyuman manis,bulu mata yang lentik,tatapan mata indahnya,dan senyuman manisnya,Terlukis dari foto yang ia lihat. oh,cantiknya,ya allah,Bathinnya.Setelah melihat lihat foto tentang anita di albumnya,ia kemudian melihat status Anita yang terukir di wall Anita. ia melihat status yang paling atas. Jantungnya berdetak kencang. Nafasnya langsung memburu. Emosinya meledak. Marah. Hawa panas yang ia rasakan. Dan Sakit di hati begitu mengena. Ingin sekali ia merobek robek Dimas jadi seperti kertas. Ingin Sekali ia meludahi dimas. Ingin sekali ia mencincang cincang,memukulinya,dan memenggal kepalanya. Bayangkan saja,orang yang sedang di cintainya sakit,hati kita juga ikut sakit. Itu yang di rasakan Andre.

"Jangan menangis sayang. Kau perlu tahu. Ketika kau sakit aku juga ikut sakit. Ketika kau menangis aku juga menangis. Aku merasakan apa yang kau rasakan. Sudahlah. Biarlah yang sudah berlalu,berlalulah. Biarkan ia tenggelam dalam masa lalu. Ikhlaskan masa lalu. Kita tak bisa mengundurkan waktu. Sekarang, yang di pikirkan adalah saat ini,untuk masa depanmu yang lebih baik" Tulis status Andre yang sebenarnya di tunjukan untuk Anita.

Semoga kau membacanya,Anita,Bathin Andre.Selang beberapa menit. Andre menulis status lagi. Yang di tunjukan untuk Dimas,lelaki yang telah menyakiti Anita. "brengsek kau! bangsat! buaya! wadonan! #nih_telan_ludah_gue_coh_coh_coh"

Beberapa hari kemudian ia mendengar kabar. Bahwa Anita sudah putus dengan Dimas. Dan sekarang Anita Jomblo. Betapa berbunga bunga Andre itu. Perasaan hatinya begitu senang. Gembira. Sulit di gambarkan kata kata. Dan dadanya pun berdebar debar. Pikirannya melayang entah kemana. Pada saat itu ia menjadi orang yang murah senyum. Akan ku gapai cintamu Anita,Bathin Andre. Sementara itu, ia langsung meminta nomor HPnya Anita Kepada Ferry.

"buat apa"

"Sudah tau kan kalo orang minta nomer hp buat apa?"

Ferry Hanya mengangguk dan memberikan nomornya.

"Bro, ayo, gaspol. Mumpung anita lagi sendirian" Kata Doni

Andre tertawa."sebenarnya itu yang aku maksud. O.K. bro"

Pada saat bersmssan dengan Anita. Andre membahas apa saja,kecuali tentang cinta.

"Udahlah,nggak usah mbahas itu. Jadi kepengin nangis" Kata Anita melalui sms.

Setelah Andre menanyakan tentang Dimas. Pertanyaan itu hanya sekedar basa basi.

"terus mbahas apa?"

"mbahas kamu"

"Hah?. Memang aku ini ada yang pantas menjadi bahasan"

"itu menurutmu."

Dari sore hingga malam ia bersmsan. Kemudian berhenti ketika tidur.Ketika akan tidur Andre mengirimkan pesan lagi, "Good Night ya. Have a nice dream"

"Kamu juga yah" Balas Anita.

***

Ketika Prakerin Sudah usai. Semuanya telah kembali semua. Membawa kisah,Pengalaman,hal baru,cerita,tentang masing ketika Prakerin. Kemudian hal itu menjadi bahan obrolan yang sangat bagus. Ada yang tertawa,terkagum,penasaran. Ada yang tampil dengan wajah baru. Sehingga membuat yang menjumpainya pangling.

"Hay bro," Sapa teman Andre."Rupanya kau semakin beda"

"Kau tambah gemuk"

"Tambah putih"

"matamu juga sipit"

"tambah ganteng aja"Dengan entengnya andre menanggapi perkataan teman temannya tersebut.

"Biasa aja kok. dari dulu sampe sekarang tetap sama. Tak ada yang berubah"ketika andre,ferry,dan Doni sedang berkumpul. Bercanda. Perempuan perempuan yang memakai seragam identitas itu menghampirinya. Satu persatu dari mereka menyodorkan telapak tangan bagian kanan. Mereka bermaksud untuk bersalaman. Pada saat andre bersalaman dengan Anita. Jantung Andre berdetak kencang. Ia memandangi Anita Takjup. Seolah melihat bidadari.

"Maaf tanganku kotor." Kata andre. Kemudian tertawa.

"ih,rempong banget. Mau salaman nggak?" Kata Anita lalu tersenyum Pada Andre. Senyuman yang membuat tanda tanya.

"Sini,salaman aja. Tak peduli tangannya kotor. Yang penting niat dari hati untuk bersilaturahmi"Ketika mereka bersalaman. Mereka bertatapan. Kemudian tertawa.

***

Seperti terikat karet. Cinta karet. Dan lem. Lengket. Kedekatan mereka makin akrab akhir- akhir ini. Di kelas ia sudah di anggap layaknya seorang kekasih. Padahal belum. Mereka hanya tersenyum dan Menghelak.Pada minggu pagi yang cerah. Di kamarnya ia berdandan setelah menyemprotkan Parvum axe. Kemudian memakai kemeja distro,celana pensil,dan perlengkapan lainnya. Setelah itu ia memanasi motor matic pemberian ayah. Perasaan begitu gembira. Seolah tak percaya. Apa ini mimpi?. Minggu itu ia berniat untuk mengungkapkan rasa cintanya yang sudah setahun terpendam. Hatinya berbunga bunga. Seolah impiannya akan tergapai. Memiliki Anita.

Andre lalu mengirim sms kepada Anita. "kamu di rumah kan? Jadi nggak? Janji kita semalem." 

Selang beberapa menit kemudian ada sms masuk. Ini pasti dari Anita,Katanya dalam hati. Optimis.

"Turut berbela sungkawa atas meninggalnya teman kita,Anita. Karena kecelakaan. Semoga arwahnya di terima Allah SWT. Selamat jalan anita. R.I.P." Isi sms dari Vika,sahabat dekatnya Anita.

Seketika sekujur tubuhnya andre lunglai. Lemas. Kemudian matanya meneteskan Air Mata. Soalah dunia menimpanya.

Untukmu cintaku yang tak tergapai,2013